Israel, Palestina, Paman Sam dan Negara Arab
00:26
Negara2 Muslim tak bergeming, merekra sudah berada dalam genggaman Amerika & Israel benar-benar “biadab” dan tak beradab. Mereka memberikan parcel Tahun Baru Islam (1430 H) bagi Palestina yang sangat menyakitkan. Sudah satu minggu rakyat Palestina dihujani peluru dan mortir Israel yang semakin brutal dan tak beradab. Bukan hanya pusat pergerakan Hammas yang diserang. Tapi sekolah-sekolah dan masjid-masjid –sudah 8 masjid dihancurkan.
Tampaknya sudah menjadi agenda ‘khusus’ Israel untuk memberikan surprise yang menyakitkan dan memilukan bagi rakyat Palestina.Sebenarnya, surprise itu bukan hanya untuk Palestina, tapi untuk seluruh umat Islam. Karena umat Islam adalah “satu tubuh”, seperti yang digambarkan Rasulullah dalam sabdanya. Tapi apa kabar dengan umat Islam hari ini? Berbagai hujatan diluncurkan untuk membalas hujan peluru dan bom di Palestina. Rakyat Palestina yang meradang, umat Islam hanya bisa saling hujat dan saling kutuk. Pemerintah umat Islam benar-benar sudah mengidap penyakit wahn, seperti ramalan Baginda Rasulullah. Wahn, terlalu cinta kepada dunia dan takut mati.Kenyatan PahitNegara-negara Muslim boleh saja berbangga dengan mengirimkan bantuan berton-ton obat-obatan dan makanan. Tapi perlu dicatat, rakyat Palestina bukan hanya butuh itu. Mereka butuh kiprah langsung di medan juang. Saat ini. Ya, ini lah saatnya umat Islam dan negara-negara Muslim menunjukkan solidaritasnya. Ukhuwwah yang konkret dan bukan kamuflase. Itu harapan semua orang dan berbagai pihak. Tapi apa daya. Kenyataan pahit lah yang kita saksikan hari ini.Pemimpin negara Muslim hanya bisa saling tuduh dan saling hujat. Ali Khamenei menghujat Mesir. Begitu juga dengan sekjen Hizbullah, Sayyid Hassan Nashrullah dari Lebanon. Mesir malah tenang-tenang, bahkan balik menuduh Iran punya kepentingan dan Nasrhrullah yang menghancurkan Lebanon. Ada apa dengan Mesir?Negara-negara Muslim lain masih tak bergeming. Tidak usah tanya negara Saudi Arabia dan negara-negara Teluk serta Emirat. Bukan kah mereka sudah berada dalam genggaman negeri Paman Sam? Apa yang dapat dilakukan oleh negera-negara yang sudah ‘candu’ dengan bantuan dan dukungan negara paling kurang-ajar akhir-akhir, karena kasus Afganistan dan Irak.
Mesir adalah negara paling dekat dengan Israel, karena punya benteng Rafah. Sampai hari ini belum juga dibuka. Meskipun duta Mesir untuk Indonesia pernah menyatakan itu sudah dibuka. Ternyata tidak. Sampai hari ini, partai oposan dari pihak Ikhwan Muslimin (IM) terus mendesak pemerintah Mesir agar membukanya. Kemungkinan besar, kata www.aljazeera.net (Jum‘at, 2/1/09), demonstrasi besar-besaran akan terjadi di perbatasan Mesir-Israel, sebagai bentuk solidaritas umat terhadap saudaranya di Palestina. Ini lah yang mesti ditunjukkan dan dikerjakan secepatnya. Jangan ditunda-tunda lagi. Buka Rafah secepatnya!Paman Sam Pelanggar HAMDraft yang diajukan oleh Perancis dan Mesir serta beberapa negara lain agar kiranya gencatan senjata segara dilakukan ditolak oleh Amerika Serikat (Republika, 2/1/2009). DK PBB tidak usah ditanya. Paling banter mereka hanya mengeluarkan resolusi PBB. Dan mereka belum tentu menghukum Israel atas kejahatan dan kebiadabannya. Konon lagi Israel adalah ‘anak emas’ Paman Sam. Ditambah lagi Paman Sam punya “hak veto” bersama empat negara lainnya. Semuanya adalah Barat, dan semuanya “membenci” Islam. Sekjen PBB? Tidak ada giginya sama sekali. Dan sepertinya sengaja, yang menjadi sekjen PBB adalah negara-negara kecil, yang masih butuh uluran tangan negeri Paman Sam. Dilematis. Benar-benar dilematis.Sudah saatnya negara-negara Arab bersatu-padu membela saudaranya. Atau kah itu terlalu sulit, karena masing-masing mempertahankan ‘ashabiyyah (kesukuan, chauvinisme)nya, seperti kata Ibnu Khaldun dalam Muqaddimah-nya. Itu lah penyakit negara Arab. Mungkin mereka merasa, bukan negara mereka yang sedang dijajah dan diluluh-lantakkan. Biarkan lah Palestina menyelesaikan urusan negaranya. Mungkin juga sumbu nalar mereka terlalu pendek. Sehingga tidak sadar ketika seluruh negara Islam dihancurkan, tidak ada yang dapat mereka lakukan. Perlu DiwaspadaiUmat Islam harus cerdas membaca situasi. Bukankah Taliban di Afganistan sedang digempur habis-habisan oleh pasukan dan negara-negara Barat yang pengecut. Berapa negara yang dikirim ke sana hanya untuk menghancurkan Taliban. Alasan di sebalik itu bukan “Taliban”, tapi Taliban mempertahankan dan memperjuangkan Islam. Di Irak juga sama. Berapa negara yang diminta oleh Paman Sam untuk membantu menghancurkan negara Seribu Satu Malam itu. Bukan karena Saddam Husein yang dispotik dan tiranik. Tapi karena Saddam Muslim dan sedang melawan arus kepentingan Amerika. Bukan pula karena Irak memiliki senjata pembunuh massal, tapi karena masalah negeri Paman Sam yang butuh minyak. Buktinya George W. Bush mengakui bahwa senjata pembunuh massal tidak ada. Toh akhirnya Bush menyesal. Sungguh, penyesalan yang dibuat-buat. Beberapa waktu lalu Amerika juga mulai cari gara-gara di Syiria. Serangan pesawat tempurnya membunuh 10 orang tak berdosa. Alasannya klasik: Kami sedang mengejar teroris yang bersembunyi di Syiria. Dengan Iran juga begitu. Sampai hari ini masih bersitegang. Tampaknya Iran akan dijadikan “Irak” kedua. Karena alasannya sama-sama “nuklir”. Dapat dibayangkan sekiranya Syira hancur, Taliban hangus, dan Iran luluh-lantak. Apa yang dapat dilakukan oleh negara-negara Saudi Arabia, Abu Dhabi, Emirat, Yaman, Yordania, apalagi Indonesia. Tidak akan ada yang berani tampil sebagai kekuatan penyeimbang. Karena semuanya sudah menjadi ‘budak’ Barat. Semuanya sudah menjadi “penjilat” demi kepentingan palliative. Sebagai Muslim tentunya kita tidak boleh putus asa, karena itu adalah sifat kaum Kafir kata Allah. Kita ingin melihat dengan nyata, masihkah negara-negara Muslim-Arab diam melihat saudaranya digempur habis-habisan. Atau mereka akan turun dan terjun langsung angkat senjata ke negeri Palestina. Kita tidak ingin seperti pepatah klasik yang menyatakan, ‘Ittafaqu ‘ala alla yattafiqu’, ‘Negara-negara Arab-Muslim biasanya berkumpul dan sepakat untuk “tidak sepakat”. Wallahu a‘lamu bi al-shawab. [Q]
Kamis, 15 Januari 2009
My Constribution < Just For Palestina, " Freedom For Palestina" >
Diposting oleh My Constribution di 18.38
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar